Slider

video

Tarikh Khulafa

Ekspansi Militer

Khalifah

Event

Sejarah

Gallery

BERMUAMALAH DENGAN ORANG KAFIR




Oleh : Habibullah Mursyid

PROLOG
            Segala puji bagi Allah robb semesta  alam yang telah mengutus rosulNya dengan membawa petunjuk  dan din  yang benar , sholawat dan salam semoga tercurah limpah kepada nabi Muhammad SAW pembawa risalah islam.
            Pada tahun ke 4 kenabian rosulullah SAW mendapatkan perintah untuk melantangkan da’wahnya ( da’wah jahriyyah ) kepada orang orang quraisy yaitu menyeru mereka untuk  mengucapkan kalimat syahadat serta menjadikan Allah SWT satu satunya robb yang berhak di ibadahi dengan meninggalkan  seluruh sesembahan dan ketaatan kepada selain Allah, maka sejak itu permusuhan dan kemarahan yang di sulutkan orang orang quraisy  terhadap rosulullah SAW semakin gencar, mereka mencurahkan seluruh upaya konspirasinya untuk menolak dan menggagalkan da’wah Nabi muhammad SAW  serta tidak segan segan melontarkan cemoohan, penindasan dan siksaan keras yang bertubi tubi terhadap rosulullah Saw dan para pengikutnya, tidaklah bertambah hari kecuali bertambah siksaan  sebagai konsekwensi  pengucapan kalimat syahadat.
            Namun  dalam sepanjang sejarah siksaan yang  di alamatkan kepada rosulullah SAW dan para pengikutnya  tidak ada satupun  yang  murtad dari islam atau melemah imanya bahkan menjadikan mereka semakin bertambah iman, karena mereka mengetahui dan paham konsekwensi dari kalimat syahadat yang telah masuk ke dalam hati mereka serta menjadikannya semakin yakin akan  kebenaran risalah dinul islam yang menjadi solusi kekemutan dunia ketika itu akibat aturan aturan jahiliyyah, ujian semacam ini sudah menjadi sunnatullah bagi para pengemban kebenaran sehingga nantinya akan berbuah syurga, Allah SWT berfirman :“apakah kaalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “ ( QS al baqoroh: 214).

ROSULULLAH SAW MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN  KEPADA ORANG KAFIR

Setelah rosulullah mengalami berbagai macam siksaan dan penindasan dari kaum kafir quraisy makah maka rosulullah SAW berangkat sendiri ke  Thaif  untuk mencari perlindungan dan dukungan dari Bani Tsaqif serta berharap agar mereka dapat menerima risalah yang dibawanya.

            Ibnu ishaq berkata : telah menceritakan kepadaku yazid bin ziyad dari muhammad bin ka’ab al qurdhi ia berkata, setelah rosulullah SAW sampai di thoif maka beliau menemui beberapa orang  dari kabilah bani tsaqif  yang ketika itu mereka menjadi pemuka kabilah tersebut yaitu tiga bersaudara, abdul yalil bin ‘amru, mas’ud bin amru, dan hubaib bin amru bin auf bin ‘uqdah bin ghiroh bin auf bin tsaqif di antara mereka juga ada wanita quraisy dari bani jamuh, rosulullah SAW duduk bersama mereka mengajak untuk beriman kepada Allah dan meminta agar mau melindunginya serta berdiri bersama rosulullah SAW untuk menjadi benteng atas kaum yangmenolak da’wahnya. salah satu di antara mereka berkata “ pakaian ka’bah akan lepas jikalau benar Allah mengutusmu”, berkata lainya :   apakah Allah tidak mendapatkan seseorang untuk di utus selain dirimu ? “, berkata orang yang ketiga :” demi Allah aku tidak akan memenuhi ajakanmu selamanya jikalau kamu adalah  seorang rosul seperti pengakuanmu, karena kamu adalah orang yang paling berbahaya, dan jika kamu berdusta atas nama Allah maka tidak selayaknya aku memenuhi  pembicaraanmu”. maka rosulullah SAW bangkit dari mejelis tersebut, karena  tidak  sesuai dengan harapan rosulullah SAW ( da’wah dan perlindunganya di tolak ), kemudian beliau meminta kepada  mereka supaya merahasiakan kedatangannya dan tidak memberitakanya kepada kaum Quraisy, tetapi merekapun menolaknya.

            Lalu mereka mengerahkan seluruh kaumnya untuk  dari para penjahat dan para budak untuk mencerca dan melempari batu sehingga mengakibatkan cidera pada kedua kaki rosulullah SAW, setelah berusaha menghindari amukan dan kejaran mereka maka rosulullah SAW  sampailah di kebun milik utbah bin robi’ah dan syaibah bin robi’ah kemudian bersandar pada pohon anggur, tanpa diketahui ternyata keduanya telah melihat  rosulullah SAW. Setelah merasa tenang di bawah pohon anggur  maka rosulullah SAW berdo’a : “Ya Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat yang maha pengasih ladi maha penyayang. Engkaulah pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku ? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu” .

            Setelah  robi’ah dan syaibah melihat dan mendengar do’a beliau maka bergeraklah rasa ibanya dan memanggil budaknya yaitu seorang nasrani  yang bernama adas, keduanya berkata :” petiklah anggur ini kemudian letakkan di panci ini dan berikan kepada laki laki itu “ kemudian adas melaksanakan perintah tuanya sembari  menemui rosulullah SAW dan meletakkan anggur  di kedua tangan beliau, ia berkata “ makanlah “ kemudian rosulullah mengucapkan bismillah maka adas melihatnya dan berujar “ demi Allah sungguh kata kata ini sering di ucapkan oleh penduduk negri ini “ rosulullah SAW menimpali “ dari negri mana kamu wahai adas dan apa agamamu ? “ ia berkata “ nasrani saya berasal dari penduduk nainawa”  rosulullah berkata” dari negri  lelaki sholeh yunus bin mata ? “ ia berkata “ apa yang kamu ketahui tentang yunus bin mata”  rosulullah menjawab “ dia adalah saudaraku dia seorang nabi dan akupun juga seorang nabi “ maka adas mendekat dan mencium kepala, kedua tangan dan telapak kaki rosulullah SAW .

            Salah satu dari pemilik anggur berkata kepada lainya “ ia telah merusak budakmu” setelah itu adas datang kepada tuanya, lantas keduanya berkata “ celaka kamu wahai adas, kenapa kamu mencium kepala, tangan dan telapak kaki laki laki itu ? ia menjawab “ wahai tuanku tidak ada satupun di bumi ini yang lebih baik dari pada laki laki itu dia adalah seorang nabi” keduanya berkata “ celaka kamu wahai adas dia tidak akan bisa mengubah agamamu karena agamamu lebih baik dari agamanya.

            Setelah kembalinya beliau dari thoif dengan harapan kosong  yang semula beliau harapkan perlindunganya dari bani tsaqif maka beberapa bulan kemudian di saat saat musim haji atau musim perdagangan rosulullah SAW  mencoba untuk menemui  kabilah kabilah dengan tujuan  menyebarkan da’wah, serta meminta perlindungan dan pertolongan dari mereka. Al maqrizi berkata di antara kabilah kabilah terseut adalah bani amir,bani ghossan, bani fazaroh, bani maroh, bani hanifah, bani salim, bani abbas, bani nasr, bani tsa’labah, bani kalb, bani kindah, bani harits bin ka’ab,  bani udzroh, bani qois, dan bani yasar, rosulullah SAW berkata kepada kabilah kabilah tersebut “ siapa di antara kalian yang bisa membawaku kepada kaumnya dan melindungiku supaya aku bisa menyampaikan risalah Robbku ? karena kaum quraisy telah mencegahku untuk menyampaikan risalah Robbku, setiap apa yang di katakan rosulullah SAW maka di belakang selalu ada abu lahab yang selalu menghalang halangi da’wah dengan mengatakan “ wahai manusia jangan kalian dengarkan kata katanya karena dia adalah seorang pendusta.

            Strategi rosulullah untuk menghindari  konspirasi jahat abu jahal serta orang orang musyrik makah di antaranya :

        Beliau menemui kabilah kabilah pada malam hari sehingga tidak ada satupun kaum kafir quraisy makkah yang mengetahuinya, hal ini beliau lakukan dengan membawa keberhasilan di antaranya adalah beliau bisa berhubungan dan menjalin komunikasi dengan suku aus dan suku khozroj dari madinah yang pada nantinya mereka berbai’at aqobah.

  Rosulullah SAW  mendatangi kabilah kabilah kedalam rumah mereka yaitu beliau mendatangi bani amir, bani kalb, bani hanifah, hal itu beliau lakukan untuk menghindari kejaran kaum kafir quraisy.

         Dalam mendatangi kabilah kabilah beliau selalu menyertakan kedua sahabatnya yaitu abu bakar dan ali rodhiyallu ‘anhuma hal ini beliau lakukan supaya mereka tidak meyangka bahwa rosulullah SAW hanya sendiri, apalagi abu bakar adalah orang yang paling  mengetahui  tentang nasab bangsa arab sehingga membantu rosulullah SAW untuk lebih mengenal dekat dengan para kabilah.

    Beliau memastikan terlebih dahulu agar para kabilah selalu melindunginya strategi ini  beliau lakukan sebelum  melakukan da’wah,  karena para kabilah mempunyai kekuatan yang pada nantinya akan menghadapi  kebatilan yang lebih kuat yaitu kafir quraisy.

      Rosulullah bersama abu bakar melakukan  perundingan dengan bani amir, karena beliau tau bahwa bani amir adalah kabilah yang  sangat di segani dan jumlahnya sangat banyak  semuanya ahli dalam berperang, bahkan termasuk  5 kabilah yang tidak pernah absen dari  peperangan, tidak pernah di kendalikan  kerajaan, kabilah ini hampir sebanding dengan kabilah quraiys. Strategi ini beliau lakukan karena kabilah bani amir bermusuhan dengan bani tsaqif  yang sebelumnya pernah menolak  dan mengusir rosulullah SAW dari toif, maka  perundingan ini akan membuat  kabilah bani tsaqif dalam kekawatiran. Dalam riwayat disebutkan:  ketika rosulullah SAW mendatangi bani amir beliau  menyeru mereka supaya bertauhidkan Allah, maka salah seorang dari mereka berkata : seperti apa yang di katakan buhairoh bin firos, “ demi Allah jika saya mengambil pemuda ini dari quroisy  maka penduduk arab akan menghabisiku”.

        Rosulullah juga melakukan perundingan dengan bani syaiban. Di riwayatkan dari ali bin abi tholib RA ia berkata: ketika Allah memerintahkan nabiNya  untuk menda’wahi  kabilah kabilah arab aku bersama abu bakar ikut menyertai beliau, sesampai di sebuah majlis dengan tenang abu bakar maju kemudian megucapkan salam dan bertanya,  kaum siapa ini ? mereka menjawab “ syaiban bin tsa’labah”,  abu bakar “berapa jumlah kalian ? mafruq menjawab “ jumlah kami lebih dari seribu” abu bakar berkata “ bagaimana dengan kekuatan kalian ? mafruq menjawab“ kami adalah kaum yang paling bengis ketika berperang, sangat  gagah ketika marah, kami memberikan kuda dan senjata kepada anak anak kami” abu bakar berkata “ telah datang kepada kalian seorang utusan Allah, inilah dia” mafuq berkata “ untuk apa kamu mengajak  kami  wahai saudara  quraisy ? rosulullah SAW menjawab “  aku mengajak kalian untuk bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di ibadahi selain Allah yang tidak ada sekutu baginya dan aku adalah hamba Allah dan utusanNya, kalian akan menolong kami karena kaum quraisy telah menentang Allah dan mendustakan rsoulNya” mafruq berkata untuk apa lagi kamu mengajak kami wahai saudara quraisy ? rosulullah SAW menjawab tidaklah kalian mendengar firman yang sangat  bagus dan indah ? beliau membaca “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.  Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). ( al an’am 151 ), mafruq berkata” demi Allah kamu telah mengajak kami untuk berbudi luhur, berakhlaq yang baik dan sebaik baik amal, celakalah kaummu yang telah mendustakanmu dan menentangmu.

BEBERAPA  PELAJARAN  DAN FAEDAH  PENTING  YANG  BISA  DI AMBIL :

   Rosulullah SAW meminta  pertolongan di luar makah setelah mendapatkan  ultimatum, penindasan, dan siksaan keras sepeninggal paman beliau abu tolib yang menjadi penopang da’wah. 

   Rosulullah SAW menemui para pembasar kabilah untuk meminta perlindungan  karena  perintah Allah bukan semata mata kemuan beliau sendiri.

      Tidaklah rosulullah SAW meminta pertolongan kepada para pemuka kabilah kecuali kabilah yang  di segani dan mempunyai  pengikut yang  taat dan akan  melindungi da’wah.

   Di dalam meminta perlindungan beliau tetap menyampikan misi utama yaitu berda’wah mengajak para kabilah untuk  bertauhid.

        Da’wah yang di sampaikan kepada  pemuka kabilah  juga berlaku kepada pengikutnya.

6.   Perlindungan da’wah yang di minta rosulullah kepada para pemuka kabilah tidak di ikat dengan perjanjian perjanjian tertentu yang akan merugikan da’wah.

7.   Bolehnya meminta jaminan keamanan serta pertolongan kepada orang  kafir jika kaum muslimin dalam keadaan lemah dalam rangka memerangi orang kafir lainya.

8.   Da’wah lebih di prioritaskan dari pada sekedar meminta perlindungan dan pertolongan, wallahu  a’lam.

EKSISTENSI AL-AZHAR AS-SYARIF


Sepanjang sejarah beberapa madrasah telah berperan besar dalam menyebarkan dakwah islam. Sebut saja Masjid Al Azhar di Kairo Mesir, Masjid Al Zaitun di Tunisia, Madrasah Utsmaniyah di Tripoli, Masjid Qarawain di Maroko , Masjid Umawy di Damaskus, Masjid Al Fatih di Istanbul, Berbagai madrasah ilmiah di Hadramaut Shan`a Yaman, dan berbagai madrasah yang tersebar di timur dan barat belahan bumi lainnya yang cendrung memiliki manhaj yang sama.

Dan sampai saat ini Al Azhar merupakan salah satu di antara sekian madrasah besar dunia dan masih eksis dengn manhajnya yang masih orisinil. Inilah di antara keistimewaan yang di kemukakan oleh Syaikh Usamah Sayyid Mahmud Al Azhari beliau menemukan beberapa keistimewaan pembelajaran di Al Azhar, sebagai berikut:

1. Adanya ketersambungan sanad serta perhatian terhadap dirayah (penguasaan) dan tazkiyah (rekomendasi).

Diantara keistimewaan manhaj Al Azhar adalah ilmu dan wawasannya diwariskan secara naqal (transfer ilmu) yang bersambungan sanad. Setiap generasi mempelajari dari generasi sebelumnya dengan sanad yang bersambungan dan pemahaman yang berkesinambungan. Tidak ada seorangpun para penuntut ilmu di Al Azhar yang mengajar kecuali setelah melalui proses talaqqi ( belajar langsung) dan suhbah (bergaul) dengan para ulama dalam rentang waktu yang lama, sampai mereka diberikan izin dan diberikan ijazah (legalitas) untuk meriwayatkan, mendidik, menulis dan mengajarkan ilmu.

Apabila Anda bertanya kepada salah seorang diantara mereka tentang para guru mereka, Ia akan menyebutkan beberapa orang diantara guru-guru mereka. Dan apabila anda bertanya, "berapa lama anda bergaul dengan seorang guru anda atau para guru anda?" Ia akan menyebutkan kepada anda bahwa Ia telah bergaul dengan guru mereka selama rentang waktu yang panjang, sehingga mereka memahami dan menguasai dengan baik dari mereka (para guru dan masyayekh) manhaj ( metodologi ) pemahaman dan pengantar-pengantar keilmuan.

Beda halnya dengan manhaj-manhaj lainnya, akan didapati bahwa manhaj mereka terputus dan tidak berkesinambungan. Akan ditemukan bahwa diantara mereka sudah mulai mengajarkan ilmu tanpa bergaul bersama ulama. Apabila anda tanya salah seorang diantara mereka, "berapa lama anda bergaul dengan guru anda?" Ia akan menyebutkan kepada anda bahwa Ia telah bertemu dengan gurunya sekali atau bergaul dengannya beberapa jam saja. Bagaimana mungkin Ia akan memperoleh ilmu dan bagaimana mungkin bisa diyakini pemahamannya?.

2. Mementingkan penguasaan terhadap ilmu alat.

Manhaj ini merupakan manhaj yang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya dengan pendidikan yang komprehensif dan matang serta mendalami ilmu-ilmu alat, seperti: nahwu, shorof, isytiqaq, balaghah dengan segala cabangnya, ushul fiqh, ilmu Hadits, dan ilmu-ilmu lain yang membantu seorang pelajar dan menopangnya untuk membangun keahlian yang mengantarkannya  memiliki kapabalitas untuk menceburkan diri dalam pemahaman al qur`an dan as sunnah dengan dukungan ilmu pengetahuan, penguasaan ilmu yang baik, dan ketajamanan ilmu. Mereka mendalami semua ilmu tersebut dengan berpedoman kepada manhaj mu`tamad (metodologi yang bisa diyakini keafsahanya), yang mengantarkan seorang pelajar dari pertama kali mengenal ilmu sampai kepada pendalaman inti-inti ilmu.

Seolah-olah keistimewaan pertama yaitu menyertai ulama dalam waktu yang panjang melahirkan keistimewaan kedua. Dari pergaulan yang lama dengan para ulama membuahkan talaqqi berbagai ilmu dan transfer pemahaman.

3. Penguasaan yang matang terhadap maqashid syariah ( tujuan pensyari’atan ).

Dari pergaulan panjang bersama para ulama dan penguasaan ilmu alat, menyebabkan terbukanya pemahaman yang komprehensif terhadap maqashid syariah . Dan memunculkan pemahaman bahwa agama Allah datang bertujuan untuk; mewujudkan fungsi beribadah kepada Allah, mensucikan dan membersihkan jiwa, membangun jagad raya, menyampaikan hidayah kepada seluruh umat, menjadi pewaris para Nabi, membangun karakter manusia yang robbani dan memiliki keshalihan pribadi, memprioritaskan pencapaian kehidupan akhirat, meraih akhlaq yang mulia, membangun peradaban, dan menjadi pelaku kebangkitan, sehingga umat Nabi muhammad Saw menjadi rohmatallil ‘alamin, sebagaimana rasulullah saw menjadi rasul rahmatan lil ‘alamin.

Ketika seorang penuntut ilmu meraih ilmu maqashid, maka pemahamannya terhadap agama islam akan menjadi luas dan pengkajiannya terhadap pemahaman furu` (cabang-cabang ilmu ) fiqh dan berbagai masalah masalah parsial akan semakin cemerlang. Pemahaman ini juga akan mengeluarkan pelajar dari  karakter yang kaku dan bengis. Mereka akan mengajarkan orang orang bodoh dan orang-orang yang memiliki pemahaman berseberangan dengan cara yang lemah lembut serta berakhlaq dengan akhlaq Nabi Saw yang agung.
Sedangkan manhaj manhaj lainnya, mereka tidak mengetahui maqashid syariah, tidak menguasainya, tidak didapati di dalam pembicaraan mereka adanya maqashid syariah, tidak ditemukan di dalam pemahaman dan tidak di dapati prakteknya di dalam  manhaj mereka.

4. Memposisikan Al Qur`an secara proporsional.

Sebagai buah dari kebersamaan dengan para ulama dalam waktu yang panjang, penguasaan ilmu alat, dan pemahaman yang komprehensif terhadap maqashid syariah berdampak yang sangat luar biasa, yaitu kapabalitas pemilik manhaj tersebut dalam `membaca` Al Qur`an. Ia mampu memposisikan ayat-ayatnya yang mulia sesuai dengan porsinya. Ia tidak menempatkan ayat-ayat yang turun berkenaan dengan orang kafir terhadap orang-orang mukmin dan tidak menempatkan ayat-ayat yang turun berkenaan dengan orang mukmin terhadap orang-orang kafir. Ia tidak mengfungsikan ayat-ayat yang turun bersifat umum terhadap perkara khusus. Atau sebaliknya, Ia tidak mengfungsikan ayat yang bersifat khusus terhadap perkara yang bersifat umum. Sungguh Ia memiliki pemahaman yang baik terhadap al qur`an dan tepat dalam penempatan ayat-ayat Al Qur`an sesuai dengan realita tanpa kerancuan dan syubhat.

Beda halnya dengan beberapa manhaj lainnya, mereka sangat berani menceburkan diri dalam pemahaman Al Qur`an tanpa dibekali oleh sedikitpun ketajaman ilmu, yang berdampak terhadap pemahaman yang penuh dengan cacat.

5. Sangat memuliakan kedudukan umat Nabi Muhammad SAW.

Dari semua keistimewaan yang telah disebutkan sebelumnya, muncul pemahaman yang matang dari seorang penuntut ilmu terhadap keagungan umat nabi muhammad SAW, yang merupakan wadah islam ia memahami umat nabi muhammad SAW. adalah umat yang berilmu, memiliki hidayah, umat yang dirahmati, umat pewaris para nabi, umat penyampai dakwah dari Allah SWT, dan umat yang diberikan amanat dengan syariat yang mulia, umat yang berfungsi diantara sekalian umat untuk membawa hidayah dan menyampaikan syariat kepada seluruh umat. Dipahami juga bahwa umat nabi muhammad semestinya berperan dalam membangun peradaban dunia dengan peran yang signifikan, berpandangan tajam, yang berfungsi menunjuki umat menuju Allah dengan ilmu, adab, etika, dan tashowwurnya di dalam seluruh medan ilmu yang sangat variatif dan ilmu ilmu lainnya.

Ketika seseorang memahami dengan seksama hal hal tersebut di atas, Ia akan mengagungkan umat nabi muhammad SAW dan ia tidak akan pernah berlaku sembrono kepada mereka, dengan menuduh fasiq, bid`ah, ahlunnar dll dan tidak akan menebar kebencian serta tidak pula menebar kedengkian terhadap umat islam.

Begitulah manhaj Al Azhar As Syarif sebagaimana yang telah diketahui oleh masyarakat luas dan dipahami dengan baik oleh para pelajar asing dari berbagai penjuru dan pelosok negeri. Tidak ditemukan dari mereka dakwah yang imitasi atau klaim fasiq, akan tetapi mereka justru menebar ilmu dan hidayah, subhanallah.

6. Menyandang tanggung jawab hidayah secara umum (umat secara keseluruhan).

Apabila seorang pelajar sudah menguasai keistimewaan-keistimewaan sebelumnya dengan matang, maka mereka akan mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan tampilan terbaik dalam pandangan syariat dan mempraktekkan yang paling paripurna diantara kewajiban-kewajiban yang ada merupakan manhaj nabi SAW. yang mulia dipenuhi oleh sikap aktif untuk membawa seluruh makhluk menuju hidayah dan menyampaikan hidayah kepada seluruh manusia dengan perjuangan maksimal, yang dibarengi rasa kasih dan sayang kepada makhluk. Dan diantara ciri-ciri manhaj Al Azhar yang paling nampak menonjol adalah penanaman di dalam jiwa para peserta didiknya terhadap makna-makna agung seperti disebutkan.

Beda halnya dengan manhaj-manhaj lainnya, yang dalam komunikasi mereka tidak memperhatikan sedikitpun hak-hak umat yang mesti kita tunaikan.

 7. Memadukan pilar-pilar yang sempurna dalam penguasaan ilmu.

Manhaj Al Azhar sejak dulu kala telah eksis sepanjang masa dalam membina anak-anaknya untuk memahami bahwa ilmu itu terdiri dari tiga komponen utama: pertama, sumber istidalal adalah al qur’an, as sunnah , ijma` dan qiyas. Kedua, manhaj yang terpercaya dan tertata dengan sistematis dalam pemahaman tekstual syariat dan cara menganalisa serta metode menelurkan makna-maknanya. Ketiga, karakteristik, kemampuan, dan kepakaran yang dimiliki oleh seseorang yang menekuni ilmu, mendalaminya dan menjadi pakar spesialisasi di dalam ilmu ilmu syariat. Karena masdar saja tidak akan menghasilkan ilmu dan mendatangkan hidayah, sehingga didukung oleh metodologi yang matang dan terpercaya dalam pemahaman seorang yang memiliki keahlian, ketika Ia menekuni sebuah ilmu.

Sedangkan manhaj lainnya, telah mencabik-cabik ilmu dan menjadikannya lumpuh. Sehingganya seseorang tidak akan mengenali ilmu kecuali mengetahui dalil tanpa memahami korelasi yang ditunjukkan oleh dalil! Manhaj itu juga tidak memahami metode mengumpulkan berbagai dalil yang ada di dalam satu masalah tertentu, kemudian metode menyelaraskan, menyusun, memahami, menganalisa dengan memperhatikan keadaan orang yang memahaminya, dan memastikan bahwa kemampuan, bakat dan kapabalitasnya buntu terhadap semua itu.

Idealnya, pilar-pilar ilmu yang paripurna adalah ketika seseorang mampu menggabungkan antara ilmu ilmu tekstual syariat (naqal) dengan ilmu-ilmu logika (aqal), sehingga Ia mampu melihat segala sesuatu dengan kedua mata kepalanya sendiri. Dan Ia mampu untuk mengkompromikan dan memahami dengan komprehensif serta mendalami corak keilmuan yang membentuk paradigma dunia, sehingganya Ia bisa untuk menyampaikan rambu-rambu agama ini kepada seluruh dunia.

8. Berpegang teguh dan memberdayakan turats (warisan ulama), merintis jalan bersamanya, konsisten dan continue berjalan dengannya serta membangun pemahaman di atas pemahamannya.

Diantara keistimewaan yang paling menonjol dari manhaj Al Azhar adalah bahwa manhaj Al Azhar sangat memprioritaskan terhadap penguasaan turats (warisan) umat dalam berbagai ilmu yang variatif dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan turats tersebut.  Melalui turats manhaj Al Azhar dikenal keorisinilan dan nilainya yang beghitu mahal. Dengan turats, mereka mengetahui cara menfilter semua yang bermanfaat dan bernilai agung, mengetahui bagaimana cara membangun keilmuan di atasnya, dan bagaimana cara menyandarkan kepadanya.

Sangat beda halnya dengan berbagai manhaj lainnya yang membuat jurang dan jarak bahkan berani menyesatkan turats umat islam.

Testimoni tentang kelebihan universitas Al Azhar oleh putra Al Azhar dan alumnus asal Indonesia yaitu ustadz, Dr Ahmad Zain An Najah MA, “Universitas Al-Azhar lebih unggul dalam pengembangan ilmu syari’ah-nya, hal ini karena negara Mesir merupakan pusat peradaban dunia, dan kondisi negaranya sangat terbuka, sehingga sangat wajar jika terjadi kompetisi dan pertarungan pemikiran (ghazwul fikri). Mahasiswa di Al-Azhar dituntut untuk bisa menguasai ilmu syari’ah dan menjawab syubhat-syubhat yang dilontarkan oleh kaum sekuler dan liberal. Selain itu, buku-buku di Mesir sangat banyak dan murah-murah, dan mahasiswa yang belajar di Universitas Al-Azhar pun sangat plural dengan latar pemikiran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dan datang dari seluruh dunia tanpa ada saringan (seleksi) sama sekali. Oleh karenanya, mahasiswa di sana dituntut untuk bisa menghadapi semuanya, tentunya hal itu menuntut untuk banyak membaca dan mengembangkan ilmu yang di dapat dari kuliyah”.

Tulisan ini adalah intisari dari risalah "Al Ihya` Al Kabir Li Ma`alimil Manhajil Azharil Munir", yang ditulis oleh Syaikh Usamah Al Sayyid Mahmud Al Azhary, dosen fakultas ushuluddin di universitas Al Azhar Kairo Mesir dengan beberapa tambahan.


Kairo , 07 Januari 2013