Slider

video

Tarikh Khulafa

Ekspansi Militer

Khalifah

Event

Sejarah

Gallery

» » » Pengangkatan Khalifah Utsman bin Affan ( bagian 2 )

Ilustrasi

Oleh: Fahmi Idris

2. Manhaj Abdurrahman bin Auf dalam Syura.

Dalam pelaksanaan fikih Umar diatas, abdurrahman bin Auf bisa dibilang merupakan tokoh yang paling penting di sini. Dia benar-benar berupaya sekuat tenaga demi melaksanakan wasiat tersebut. Batas waktu tiga hari yang diberikan menjadi pendorong baginya untuk sesegera mungkin menyatukan suara umat Islam kepada satu pemimpin demi menjaga keselamatan dan kesatuan umat.

Abdurrahman bin Auf telah menempuh langkah-langkah dalam menjalankan wasiat Umar. Berikut ini adalah langkah yang beliau tempuh:

  1. Berkumpulnya Dewan Syura untuk Musyawarah.
Belumlah para peziarah bubar dari pemakaman Umar, melainkan para anggota lwmbaga tertinggi ini segera berkumpul memusyawarahkan perkara terpenting dalam umat Islam. Mereka berkumpul di rumah Ibunda ‘Aisyah Ra. Ada pendapat lain bahwa mereka berkumpull di rumah Fatimah binti Qais al-Fahriyah, saudari Dhahak bin Qais.
  1. Abdurrahman Mengisyaratkan untuk Pegunduran Diri.
Tatkala Dewan Syura ini telah berkumpul, Abdurrahman bin Auf berkatakepada mereka: “jadikanlah perkara ini menjadi tiga orang dari kalian.”

Zubair menjawab: “Aku jadikan urusanku kepada Ali.”
Thalhah merespon; “Aku jadikan urusanku kepada Utsman.”
Saad berkata: “Aku jadikan urusanku kepada Abdurrahman bin Auf.”

Dengan ini, berkuranglah calon khalifah menjadi hanya 3 orang, saat itu Abdurrahman segera mengatakan: “Siapapun dari kalian berdua yang berlepas dari perkara ini, maka akan kami jadikan perkara ini (khalifah) kepadanya. Allah atas dirinya dan Islam pasti akan melihat sesiapa yang terbaik didalamnya.” Maka keduanya pun terdiam.

Abdurrahman kembali mengambil inisiatif dan berkata: “Apakah kalian menjadikan perkara ini (penentuan khalifah) kepadaku, demi Allah atasku sampai aku memutuskan yang lebih utama dalam hal ini dari kalian berdua.” Keduanya pun menjawab: “Ya”.
  1. Pemberian Kuasa Abdurrahman bin Auf dalam Pelaksanan Syura.
Abdurrahman pun mulai berdiskusi dengan para pembesar sahabat, dan umat Islam, segera setelah selesai dari rapat dengan Dewan Syura. Ini terjadi pada hari Ahad pagi dan terus beliau lakukan sampai tiga hari berturut-turut sampai fajar hari rabu yang merupakan hari berakhirnya masa pemilihan yang ditetapkan Umar. Abdurrahman mulai dari Ali dan berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Jika aku tidak membaiatmu, maka tunjukkanlah padaku siapa yang engkau calonkan sebagai khalifah” Ali menjawab: “Utsman bin Affaan.”

Abdurrahman pun menuju Utsman dan berkata: “Jika aku tidak membaiatmu, maka maka tunjukkanlah padaku siapa yang engkau calonkan sebagai khalifah” Utsman menjawab: “Ali bin Abi Thalib.”

Selanjutnya Abdurrahman pun memusyawarahkan hal ini dengan para sahabat lainnya. Dia bermusyawarah kepada siapapun yang ia temui di Madinah dari para sahabat besar, para petinggi militer, mereka yang datang ke Madinah, bahkan kepada para sahabiyah, anak-anak dan para budak.

Dari hasil ini, beliau mendapati bahwa kebanyakan sahabat mengisyaratkan kepada Utsman bin Affan, meski ada sebagian kecil yang mendukung Ali bin Abi Thalib. Pada malam-hari rabu, Abdurrahman pergi ke rumah keponakannya, Al-Misywar bin Mahzamah. Kemudian mengetuk-ngetuk pintu sampai ia tahu kalau Misywar sedang tidur. Dia pun memukul pintu itu sampai Misywar terbangun. Abdurrahman berkata: “Aku lihat dirimu tidur. Demi Allah aku tidaklah bisa tidur di malam-malam ini. Bangunlah dan panggil Zubair dan Saad!” maka aku panggil beliau berdua kemudian Abdurrahman bermusyawarah dengan keduanya. Kemudian ia memanggilku lagi: “Panggilkan Ali untukku.” Maka aku panggilkan Ali bin Abi Thalib yang kemudian berdiskusi dengannya hingga tengah malam. Kemudian ali pun berdiri dan pamit pergi. Abdurrahman kembali memanggilku: “Panggilkan Utsman untuhukku.” Maka aku panggilkan Utsman dan berdiskusi dengannya sampai muadzin subuh memisahkan mereka.”
  1. Kesepakan Mengenai Pembaiatan Utsman.
Selepas shalat subuh, hari terakhir dari bulan Dzulhijjah tahun 23 H/ 6 November 644 M. saat itu Shuhaib menjadi Imam shalat. Kemudian Abdurrahman bin Auf maju ke depan dengan memakai imamah yang dulu dipakaikan oleh Rasulullah Saw. untuknya. Dan para Dewan Syura telah berkumpul di mimbar kemudiian Abdurahman mulai dengan bersyahadat kemudian berkata; “Wahai Ali, sesungguhnya aku telah melihat dalam perkara para sahabat, dan aku tidak melihat seoarangpun dari mereka yng berpaling dari Utsman, maka janganlah engkau jadikan dalam drirmu satu jalan.” Lalu berkata (Abdurrahman kepada Utsman): “Aku baiat dirimu berdasarkan Sunnatullah dan Rasulnya dan dua khalifah setelahnya.” Maka Abdurrahman membaiatnya, dan kaum Muhajirin dan Anshar, dan para petinggi militer dan umat Islam. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib menjadi orang pertama yang membaiat Utsman setelah Abdurrahman.
  1. Hikmah Abdurahman dalam Pelaksanaan Langkah-langkah Syura.
Dalam pelaksanaan syura Abdurrahman menjalankan peran luar biasa yang menunjukkan kecerdikan dan ketulusannya dalam mendahulukan kemaslahatan umat diatas segalanya. Dia buang peluang untuk menjadi orang tertinggi dalam umat Islam demi menyatukan seluruh umat Islam. Diantara bentu kepiawaian Abdurrahman dalam menjalankan syura ini adalah:
  1. Mengelar pertemuan secepatnya demi menjaga batas waktu yang ditetapkan. Dan sesegera mungkin mengetahui pandangan dari masing-masing calon khalifah. Dengan demikian ia pun mampu membawa musyawarah dengan baik.
  1. Mengundurkan diri dari hak pencalonan khalifah, agar menghilangkan prasangka-prasangka buruk dan menyatukan para Dewan Syura kepada dirinya.
  1. Senantiasa berkonsultasi dengan para anggota dewan bahkan sampai malam hari terakhir sebelum baiat. Meski di pertemuan sebelumnya dia telah mendapat kuasa dari anggota dewan. Begitu pula berupaya bermusyaarah dengan para sahabat besar dan seluruh elemen di Madinah.
  1. Sengaja mencari tahu pendirian dari Ali tentang Utsman, dan pendapat Utsman tentang Ali. Dan ia pun tahu bahwa keduanya tdak menyamakan seorangpun atas keduanya.
Abdurrahman telah berhasil menjalankan syura dengan amanah dan ketulusannya dan berhasil membawa kwmaslahatan bagi umat Islam. Dan dengan ini muncullah bentuk baru dari Syura di masa khulafa al-rasyidin yaitu; penentuan khalifah melalui lembaga syura untuk menentukan salah satu dari anggota dewan dengan mempertimbangkan pendapat masyarakat secara menyeluruh yang kemudian dipastikan dengan baiat.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply