Slider

video

Tarikh Khulafa

Ekspansi Militer

Khalifah

Event

Sejarah

Gallery

AL-`AIN

Oleh: Habibullah M

Diantara tanda kebasaran dan kekuasaan Allah adalah Allah menciptakan `Ain dan meletakkannya diantara hamba-hamba-Nya. Namun agak disayangkan perkara ini tidak diketahui oleh kebanyakan orang, bahkan pelajar agama sekalipun hampir tidak mengenal apalagi memperhatikannya. Terlebih lagi dengan ramainya gerakan `Aqlaniyyun atau para pemuja akal yang mereka bisa menerima kebenaran sekalipun dengan syarat sesuai dengan akal mereka, jika tidak sesuai dengan akal maka apapun akan ditolak na`udzubillahi min dzalik.

Devinisi `Ain

Adapun devinisi Al-`AIN maka para ulama' banyak perbedaan pendapat dalam mendevisikannya.
Imam Ibnu Hajar berkata: "Melihat dengan mengharap kebaikan yang tercampur dengan hasad karena memiliki sifat yang buruk dan bisa mengakibatkan bahaya bagi orang yang dilihatnya."

Adapun kesimpulan dari para ulama pada devinisi `Ain adalah: Kekuatan yang biasanya tersalurkan melalui indra mata yang bisa membahayakan bagi orang yang dilihat. Allah bisa saja dan berkuasa dalam menciptakan sesuatu yang merusak tanpa tanpa bisa dicerna akal. Menurut pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama`ah `Ain merusak dengan kehendak Allah Ta`ala. Allah menciptakan sesuatu yang merusak hanya dengan pandangan mata manusia terhadap orang yang dipandanginya sehingga orang tersebut jatuh sakit, inilah yang disebut dengan `Ain.

Dalil-dalil tentang `Ain

A. Dalil dari al-Quran:


وَقَالَ يَا بَنِيَّ لا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ ,وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُمْ مَا كَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِلا حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَاهَا وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

Artinya: "dan dia (Ya`qub berkata "Wahai anak-anakku, jangalah kalian masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu gerbang yang berbeda-beda. Namun demikian aku tidak dapat aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikitpun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanya milik Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertakwa". Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, (masuknya mereka itu) tidak dapat menolak sedikitpun keputusan Allah, Tetapi itu hanya hanya suatu keinginan pada diri Ya`qub dan telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan , karena Kami telah mengajarkan kepadanya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Yusuf 67-68)

Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat ini: "Allah Ta`ala berfirman tentang cerita Ya`qub Alaihis Salam, bahwa Ia memerintahkan anak-anaknya termasuk Benyamin agar masuk ke Mesir dengan melalui satu pintu. Namun melalui pintu yang berbeda-beda. Menurut Ibnu Abbas, Muhammad bin Ka`ab, Mujahid, Qotadah, Dhohak, As-Sudi, karena Nabi Ya`qub mereka (anak-anaknya) tertimpa `Ain. karena mereka memiliki penampilan yang menarik dan menawan. Ia takut mereka semua terkena `Uyun manusia. Sesungguhnya `Ain itu benar adanya.

Dalil dari as-Sunnah

- Dari Abu Hurairah Radhiyallahu `Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda: "Al-`Ain itu nyata adanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

- Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha sesungguhnya Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda: "Berlindunglah kepada Allah dari `Ain, sesungguhnya `Ain itu benar adanya." (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

- Dari Jabir Radhiyallahu `Anhu Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda: "Kebanyakan dari umatku yang mati setelah Qadha' dan Takdir-Nya adalah disebabkan `Ain." (HR. Bukhari)

- Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk mengobati `Ain (Dikeluarkan oleh Syaikhani)

Pendapat para ulama tentang `Ain


Dan dia (Ya’kub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda[1]; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah[2]. Keputusan itu hanyalah bagi Allah[3]. Kepada-Nya aku bertawakkal dan kepada-Nya pula beratawakkallah orang-orang yang bertawakkal[4].”
68. Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, (masuknya mereka itu) tidak dapat menolak sedikit pun keputusan Allah, (tetapi itu) hanya suatu keinginan pada diri Ya’kub yang telah ditetapkannya[5]. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
- See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-yusuf-ayat-67-80.html#sthash.f7eALuf0.dpuf
وَقَالَ يَا بَنِيَّ لا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (٦٧) وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُمْ مَا كَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِلا حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَاهَا وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٦٨) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-yusuf-ayat-67-80.html#sthash.EjjNrVaC.dpuf
وَقَالَ يَا بَنِيَّ لا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (٦٧) وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُمْ مَا كَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِلا حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَاهَا وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٦٨) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-yusuf-ayat-67-80.html#sthash.EjjNrVaC.dpuf
وَقَالَ يَا بَنِيَّ لا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (٦٧) وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُمْ مَا كَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِلا حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَاهَا وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٦٨) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-yusuf-ayat-67-80.html#sthash.EjjNrVaC.dpuf

  1. Tarbunuhnya raja Kisra terakhir
Disini banyak pendapat mengenai kematian Kisra terakhir yaitu Yazdigrid, namun akan kita ambil satu pendapat yang masyhur dari Ibnu Ishaq, bahwasanya Yazdigrid melarikan diri dari Karman bersama rombongannya menuju ke Maru, yaitu kota besar yang terletak di Khurosan, sesampainya disana, Yazdigrid meminta sebagian penduduk setempat agar memberikan harta mereka, namun mereka menolak untuk memberi dan karena takut akan keselamatan jiwa mereka maka dikirimlah delegasi ke Turk agar melepaskan mereka dari cengkraman Yazdigrid dan bala tentaranya, maka datanglah perlindungan dari Negara Turk dan membunuh seluruh tentara Yazdigrid. Adapun Yazdigrid melarikan diri ke rumah seorang tukang giling di tepi sungai margab. Lalu bermalam disana dan ketika ia tertidur orang tersebut membunuhnya.
Al-madani menambahkan, setelah pasukan Yazdigrid dibunuh, Yazdigrid melarikan diri dengan berjalan kaki sambil membawa mahkota, ikat pinggang dan pedangnya sampai di sebuah rumah tukang giling dan tinggal disana. Ketika Yazdigrid lengah tukang giling tersebut membunuhnya dan mengambil hartanya. Ketika tentara turki dating untuk mencari Yazdigrid ternyata didapati sudah tewas, lantas tentara turki membunuh tukang giling tersebut beserta keluarganya dan mengambil harta milik Yazdigrid, kemudian membawa mayat kisra ke isthakhar dengan peti.
Kekuasaan Yazdigrid bbertahan 20 tahun, empat tahun di Da'ah dan sisanya berpindah-pindah tempat karena takut akan kekuatan umat islam. Yazdigrid adalah raja persi terakhir di dunia. Rasulullah SAW bersabda:
إذا هلك قيصر فلا قيصر بعده, وإذا هلك كسرى فلا كسرى بعده والذي نفسي بيده لتنفقن كنوزهما في سبيل الله
  1. Ekspansi pasukan Ibnu Amir pada tahun 31 H.


Pada tahun ini Abdullah bin Amir menaklukkan berbagai daerah yang melanggar perjanjian yang telah disepakati. Ada yang ditaklukkan dengan kekerasan dan ada yang ditaklukkan engan membuat perjanjian perdamaian. Diantara kota yang beliau taklukkan adalah kota Muru dengan pajak satu juta dua ratus ribu dirham, dikatakan enam juta dua ratus ribu dirham per tahun. Kotaa thus, Abrasyhar, Biward, Nisa hingga mencapai kota Sarakhs.
  1. Penaklukan yang dilakukan pasukan Ibnu Amir pada tahun 32 H.


Pada tahun ini Ibnu Amir menaklukan Marwu arrudz, Thalaqan, Faryaab, Jurjan, dan Tukharistan. Adapun Marwu ar-Rudz, Ibnu Amir mengirimkan pasukan al-Ahnaf bin Qais dan mengepung daerah tersebut kemudian pasukan mereka keluar dan meletuslah pertempuran hingga pasukan kaum muslimin dapat mematahkan kekuatan mereka dan mendesak mereka masukke dalam benteng hingga akhirnya mereka meminta perdamaian dengan memberikan harta yang melimpah dan setiap tanah kepunyaan penduduk harus dikeluarkan pajaknya serta membiarkan tanah yang diberikan kisra kepada ayahnyaMarzaban penguasa Maru. Kemudian al-Ahnaf menerima dan menuliskan perdamaian tersebut.
  1. Pertempuran Al-Bab dan Balanjar pada Tahun 32 H.


Ada juga yang menyebutkan perang ini terjadi pada tahun 33 H, pada tahun ini Sa'ad bin Ash menunjuk Salman bin Rabia al-Bahily memimpin pasukan untuk menggempur kota Al-Bab dan mengirimkan surat kepada abdurarahman bin rabia untuk membantunya dengan menyarang dari arah sana. Maka bergeraklah pasukan Salman hingga sampai Balanjar lantas mengepung kota tersebut dan menyiapkan manjaniq dan aradah. Pasukan Balanjar keluar untuk menghadang dan dibantu oleh pasukan Turki. Maka meletuslah pertempuran dengan sengit. Sebenarnya pasukan turki takut berhadapan dengan kaum muslimin, karena mereka mengira bahwa pasukan kaum muslimin tidak bisa mati. Bertemulah pasukan Turki dengan pasukan kaum muslimin dan meletuslah pertempuran. Pada pertempuran ini Abdurrahman bin Rabiah terbunuh –dikatakn ia bergelar dzun nur- dan pasukan muslimin mengalami kekalahan hingga terpecah. Sebagian pergi ke daerah khoroj dan sebagian lain menempuh jalan pinggiran daerah Jilan dan Jurjan. Dalam kelompok ini terdapat Abu Hurairah dan Salman al Farisi. Orang turki membawa jasad Abdurrahman bin Rabiah (beliau salah seorang pemimpin pasukan kaum muslimin yang gagah perkasa) ke negeri mereka dan menguburkanya disana. Sampai sekarang mereka berdoa meminta hujan bertawasul dengan jasad beliau.
Tatkala abdurahman bin Rabiah terbunuh, Said bin Ash menetapkan salman bin Rabiah sebagai penggantinya dan utsman bin affan membantu mereka dengan mengirimkan orang-orang syam kesana diantara mereka Habib bin Maslamah. Kemudian terjadi perebutan kekuasaan antara Salman bin Rabiah dan Habib bin Maslamah dan inilah awal perselisihan antara penduduk Kufah dan Syam.
  1. Penutup


Daulah islamiyah pada masa khulafaurrasyidin begitu luas dan bisa dibilang telah masuk ke seluruh penjuru dunia, akan tetapi seiring dengan hilangnya para sahabat dan tabiin semakin terpecah belah pula kedaulatan ini, sehingga kita mendapati banyak sekali perpecahan dan nasionalisme yang melebihi kecintaan terhadap islam itu sendiri.


Hanya dengan kembali kepada al-Qur'an dan sunnah kita akan bisa menegakkan islam seperti pada zaman khulafaurrasyidin. Sudah menjadi sesuatu yang tak terpisahkan antara dakwah dan jihad. Dengan hilangnya salahsatu diantaranya maka semakin jauh pula kejayaan umat ini. Hanyalah kepada Allah SWT kami meminta pertolongan dan kekuatan dalam menegakkan agami ini.


إن تنصروا الله ينصركم و يثبت أقدامكم


Semoga makalah singkat ini bisa memberikan wawasan dan tambahan ilmu bagi kita semua sebagai dalam meneruskan amanah dakwah ini. Wallahu a'lam



Peradaban Di Mata Ibnu Khaldun

Abdurrahman bin Muhammad atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Khaldun. Lahir di Maghrib 1332 M / 723 H (Maghrib adalah Maroko-Aljazair-Tunisia sekarang). Barat mengenalnya sebagai Muslim Sosiolog dan History Scholar. 
Peradaban Di Mata Ibnu Khaldun


Beliau adalah salah satu dari sekian ulama yang konsen pada ilmu sosial dan sejarah. Selain al-Muqaddimah, kitabnya yang lain dan menjadi rujukan para sejarawan adalah Tarikh Ibnu Khaldun.

Ibnu Khaldun terkenal

Ibnu Khaldun terkenal dengan Hukumnya “Setiap peradaban itu bangkit dan musnah” kebangkitan peradaban selalu diawali dengan fanatisme dan semangat menuntut ilmu. Setiap peradaban akan sampai pada puncak kejayaannya. Dan yang menjatuhkan suatu peradaban adalah degradasi moral dan hilangnya semangat keilmuan. Sekalipun peradaban itu memiliki kekayaan berlimpah dan tentara yang kuat, ia akan jatuh juga. Sebenarnya banyak faktor sekunder lainnya namun kedua faktor inilah yang paling kentara.
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” [QS. Ali Imran : 140] [1]
Dimulai dari peradaban Yunani. Geliat kejayaan peradaban tertua ini dimulai dengan semangat keilmuan. Para pemudanya kemudian mengembangkan dasar-dasar Ilmu Logika Filsafat.[2] Filsafat memiliki tiga pokok perangkat dasar yakni,  etika, logika dan estetika.[3] Dari filsafat inilah budaya keilmuwan Yunani berkembang ilmu geometri-matematika, kedokteran dan arsitektur. Peradaban Yunani mulai jatuh ketika terjadi kerusakan / degradasi moral penduduknya. Kemudian di ikuti oleh para pemimpinnya. Demonsthenes, seorang ahli filsafat pada masa degradasi moral itu,  mengungkapkan fenomena penduduk Yunani yang berilmu sekaligus tidak berakhlak berkata;
“Kami mempunyai institusi pelacuran kelas elit (courtesans) untuk pelampiasan hasrat. Para tuna susila untuk kesehatan badan. Dan Istri hanyalah untuk melahirkan keturunan halal (resmi) dan juga untuk mengurusi urusan rumah yang dipercayai” [4]
Kebiadaban akhirnya menjadi akhlak orang-orang Yunani. Penduduknya sudah terjangkit penyakit wahn yang sangat akut. Kalangan terpelajarnya memuja hasrat wanita dan kalangan pemimpinya mencintai pesta dalam gelimangan harta. Seakan-akan surga itu ada di istana. Seakan-akan hidup mereka akan selamanya. Serasa kejayaan kerajaan tidak akan pernah runtuh. Namun pekiraan mereka salah sama sekali. Peradaban yang sekarat itu jatuh diserang oleh pasukan Roma. Luluh lantaknya Yunani itu dikenang dalam sejarah sebagai Pertempuran Beneventum (275 SM).[5]

Pola naik dan jatuhnya peradaban ini kentara sekali terlihat pada setiap peradaban. Peradaban Islam, Peradaban Eropa, Peradaban Jepang, Peradaban Cina, pun terlihat jelas sekarang ini pada Peradaban Amerika yang sedang sekarat. Dan saat ini merupakan masa kejatuhan peradaban Kristen, keemasan peradaban Yahudi yang kedua dan kebangkitan perdaban Islam yang kedua.
Sesuai dengan janji Allah di dalam al-Qur’an bahwa Bani Israil (Yahudi) akan mengalami kejayaan 2 kali. “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar “[QS. al-Isra' : 4]. Masa kejayaan Yahudi yang pertama telah lewat, yakni Masa Kerajaan Nabiullah Sulaiman alaihi salam.Sepeninggal beliau kemudian kerajaan terpecah menjadi Kerajaan Israel di utara dan Kerajaan Yehuda di Selatan.

Perpecahan berarti kehancuran. Kehancuran ini diiringi dengan degradasi moral mereka. Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bahwa fitnah Bani Isra’il adalah wanita dan fitnah ummatku adalah harta[6]. Gelar “almarhum pertama” bangsa Israil benar-benar ternobatkan setelah Nebukanezar (Raja Babilonia) menyerang kedua kerajaan itu. Kehinaan Yahudi pertama itu tercatat  dalam sejarah terjadi pada 586 SM.[7]

Seperti yang dikatakan oleh Mahattir Muhammad, mantan perdana menteri Malaysia, bahwa Yahudi sedang mengalami kejayaannya sekarang dan mereka mengendalikan dunia dari balik layar (by the Proxy). Dan kejayaan kedua Yahudi ini cepat atau lambat akan kita rebut. Tulisan ini saya akhiri dengan kembali mengutip Hukum Ibnu Khaldun, “Setiap peradaban itu bangkit dan musnah” kebangkitan peradaban selalu diawali dengan fanatisme dan semangat menuntut ilmu. Setiap peradaban akan sampai pada puncak kejayaannya. Dan yang menjatuhkan suatu peradaban adalah degradasi moral dan hilangnya semangat keilmuan. Sekalipun peradaban itu memiliki kekayaan berlimpah dan tentara yang kuat, ia akan jatuh juga.



 Refrensi :
[1] Mengenai makna luas dari ayat ini silahkan lihat tafsir jalalin karya Imam as-Suyuti
[2]Wan Mohd Nor Wan Daud : 1991, Budaya Ilmu Satu Penjelasan, hal.14[3] Muhammad Yahya Waloni : 2007, The Logical of Simpel Kebenaran Islam Menurut Mantan Pendeta Sebuah Tinjauan Teologi Kritis, hal. 135[4]Wan Mohd Nor Wan Daud : 1991, Budaya Ilmu Satu Penjelasan, hal.15[5]http://id.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Sejarah/Romawi_Kuno, Paragraph ke-4[6]  ”Sesungguhnya dunia itu manis dan lezat, dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu, kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israel disebabkan wanita”(HR Muslim)
demi Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim).


seorang pemuda yang bermalam di syurga

seorang pemuda yang bermalam di surga
Add caption
Allah berfirman;  
( “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tuamu. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaanmu.”) QS. Al-isra’ 23

Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda;        

( “ Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah( paling baik). Jika engkau mau, sia-siakan saja pintu itu atau engkau akan menjaganya.”) HR. Imam At- tirmidzi


“ Sebutlah ada kisah lima orang buruh yang bekerja  keras di kota karena sempitnya kehidupan dikampung mereka yang kecil. Setiap libur akhir pekan, mereka pulang ke keluarga mereka masing-masing untuk menghabiskan waktu libur yang berbahagia, kecuali salah seorang dari mereka.        
    Begitu matahari mulai tenggelam, sore hari datang menjelang dan selepas menunaikan shalat maghrib, pemuda yang satu ini segera pulang ke kampung dan bermalam disana bersama keluarganya. Kemudian keesokan paginya ia berangkat ke sebuah kota tempat ia bekerja. Teman-teman kerjanya mencemooh tindakannya. Mereka berkata, “ Mengapa engkau menyusahkan diri diluar kemampuanmu dan bolak balik setiap hari menempuh perjalanan panjang hanya untuk bermalam bersama keluargamu, padahal engkau belum punya istri dan anak  .”
       Pemuda ini pun kemudian berkata kepada mereka, “ Sesungguhnya aku berangkat setiap sore agar aku bisa bermalam di surga.”      
        Setelah si pemuda mengatakan begitu, kemudian para teman-teman kerjanya menertawainya dan lantas berkata, “ Sebelumnya kami memandangmu sebagai orang yang pintar. Barang kali di kesendirianmu itu mempengaruhi dirimu, pergilah kamu ke dokter untuk memeriksakan dirimu, barang kali kamu bisa sembuh dengan izin Allah.”
          Pemuda tadi dicemooh itu pun berkata.” Mengapa kita tidak mengangkat seorang hakim untuk memecahkan permasalan diantara kita yang mungkin saja membenarkan diriku atau menyalahkannya?”           
            Maka, seketika itu merekapun berangkat ke masjid untuk menemui seorang imam yang terkenal di kota itu dan mereka pun menceritakan persoalan yang menimpa mereka kepada imam masjid itu. Lantas Imam masjid tadi seraya berkata kepada mereka, “ Apa persoalanmu wahai anak muda?.” Sang pemuda tadipun bercerita, “ Aku adalah seorang pemuda, anak satu-satunya bagi kedua orang tuaku. Dan aku pun satu-satunya anggota keluarga mereka. Oleh karena itu, apabila aku telah selesai dari pekerjaanku dan aku melihat matahari mulai tenggelam, maka aku pun bergegas untuk melaksanakan kewajibanku terhadap Allah dan setelah itu aku pun sesegera mungkin pulang ke kampung halamanku dengan bertawakkal kepada Allah. Sesesampai tiba di rumahku aku pun mendapati kedua orang tuaku sudah selesai makan malam dan tidur sementara waktu hingga mencapai tengah malam, aku pun istirahat dan kemudian aku memakai baju tidurku dan setelah itu aku teruskan dengan tidur dibawah telapak kaki mereka.
            Pada pagi harinya aku membangunkan keduanya untuk melaksanakan shalat. Kemudian aku menyiapkan sarapan serta air wudhu dan membereskan seluruh keperluan mereka. Kemudian dengan rasa bersyukur kepada Allah, aku pun kembali ke kota untuk bekerja secara lahir batin dan aku pun merasa telah melewati Surga.”       
              Maka, setelah si pemuda itu telah selesai menceritakan persoalannya, lantas sang imam pun berkata,” Demi Allah, sungguh benar sahabat kalian ini. Bahwasannya telah ada  suatu hadits dari Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam tentang “ Surga itu dibawah telapak kaki ibu.” Setelah itu sang imampun berkata kepada mereka,” Selamat bagi sahabat kalian karena kebaktiaannya terhadap kedua orang tuanya.” Itulah sedikit ceritanya, dan semoga bisa di ambil hikmahnya. 

Siapakah Lawan Islam Sesungguh nya ? | Ust. Farid Ahmad Okbah